Rabu, 18 Juni 2014

SOK ALIM LAWAN SOK KAFIR


Siang itu pulang dari sekolah Bilqis langsung mencari ibunya. Didapatinya ibunya sedang membaca majalah di ruang tengah.

          “Bu, Bilqis mau cerita nih.” katanya seperti tidak sabar.
          “Ada apa Bilqis kelihatannya bersemangat sekali?” tanya ibunya.
          “Iya Bu, tadi di sekolah ada temanku yang bilang, kamu itu sok alim. Dan ini bukn yang pertamakali Bu, sudah sering mereka bilang begitu.”
          “Sebabnya apa mereka bilang begitu?”
          “Macam-macamlah Bu. Misalnya, karena aku tidak mau kasih contekan, trus kadang mereka kurang sopan ngomongnya, jadi aku nasehatin, trus aku nggak mau diajak jalan-jalan malam Minggu, trus aku juga nggak mau diajak nonton bioskop, daaan banyak lagi deh Bu”
          “Betul sikapmu itu Nak, tapi biarlah Allah kan Yang Mahatahu tentang perbuatan kita. Terus kamu jawab apa ketika mereka mengatakan kamu sok alim?”
          “Ya kubilang saja, tidak apa-apa kalian bilang aku sok alim, daripada kamu sok kafir…”
          “Haa…apa itu sok kafir?”
          “Ya lawannya sok alim dong Bu…”
          “Mereka menjawab apa ketika kamu katakan sok kafir?”
          “Mereka diam saja Bu, tidak bisa menjawab.”

Sok dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti berlagak atau merasa seperti itu walaupun sebenarnya tidak. Misalnya: sok tahu berarti berlagak tahu padahal tidak, sok alim berarti berlagak alim padahal tidak. 

Kata sok alim biasa digunakan untuk meledek atau mencemooh seseorang yang dianggap hanya berpura-pura melakukan suatu perbuatan baik. Sejatinya apakah seseorang melakukan perbuatan itu dengan tulus atau pura-pura, hanya dirinya sendiri yang tahu. Bisa jadi dia hanya berlagak alim padahal tidak. Bisa juga dia memang benar-benar alim, tetapi orang lain berburuk sangka padanya dengan mengatakan ‘sok alim’. Tetapi paling tidak apa yang dilakukannya adalah suatu perbuatan baik. Perkara tulus/ikhlas atau tidak itu urusannya dengan Allah. Orang lain tidak berhak menghakiminya. Semua perbuatan tergantung niatnya, jadi biarlah Allah Yang Mahatahu yang menilainya.

Bagaimana dengan sok kafir? Sama juga. Bisa jadi seseorang itu hanya berlagak seperti orang kafir padahal tidak. Dia melakukan hal itu mungkin agar dikatakan gaul. Namun bisa jadi dia memang benar-benar kafir (mengingkari satu atau lebih firman/ketentuan Allah Ta’ala). Terlepas dari benar atau tidak persangkaan orang, tapi yang namanya sok kafir pastilah yang diperbuat adalah menyerupai orang kafir. Sebagai seorang muslim, perbuatan itu patut dihindari karena  Islam melarangnya

Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk mereka (kaum tersebut).” (HR. Abu Dawud dari Abdullah bin ‘Umar, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6149)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar