Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) harapan bermakna keinginan
supaya sesuatu terjadi atau keinginan supaya sesuatu menjadi kenyataan. Sedangkan
menurut Wikipedia, harapan atau asa adalah bentuk dasar dari
kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian
akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan
berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan
dijadikan sugesti agar terwujud.
Perbuatan, kerja, usaha dan doa seseorang
pada awalnya digerakkan oleh adanya harapan. Hal itu dimaksudkan agar harapannya
menjadi kenyataan.
Harapan bisa tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Bisa bermula dari diri
sendiri, lingkungan, keluarga, atau dari orang lain. Jika asa berasal dari manusia
atau makhluq yang lain, maka harapan itu belum tentu bisa terwujud, karena keterbatasan mereka sebagai manusia/makhluq.
Maka, harapan utama kita haruslah
yang bertumpu pada janji Allah Ta’ala sebagai Sang Khaliq (Pencipta). Harapan seperti
ini pasti akan terwujud, karena kekuasaan Allah Ta’ala tanpa batas. Dia Kuasa atas apapun, bahkan yang di luar batas kemampuan manusia untuk memprediksinya. Asa dari-Nya pasti akan menjelma dalam kenyataan yang terbaik bagi diri masing-masing
insan tersebab Rahman dan Rahim-Nya. Terkadang akan kita dapatkan langsung seketika,
atau masih tertunda, atau tersembunyi di balik hikmah, atau tersimpan sebagai hadiah di akhirat kelak, atau menjadi sebab terhindarnya musibah atau terwujud
dalam bentuk lain. Innallaaha laa tukhliful mii'ad, Sesungguhnya Allah tidak
akan pernah mengingkari janji.
Selama jantung masih berdetak, asa harus terus direnda, harapan mesti tetap digenggam erat. Sejatinya harapan akan memicu semangat untuk terus berikhtiar dengan merelakan segala pengorbanan dan mengikhlaskan semua kejadian. Harapan juga bisa menjadi energi untuk mewujudkan mimpi. Tanpa menggenggam harap, kita akan bertambah lemah dan jiwa menjadi gundah. Karena itu perlu meminta pada Sang Penguasa Langit dan Bumi, Allaahu Al-Malikus-Samaawaati
wal-Ardh, agar iman kita dikuatkan dan asa kita menjadi nyata.
Sangat banyak janji Allah Ta’ala sebagai harapan indah saat
kesedihan mendera, ketika musibah menimpa atau sewaktu terpuruk tanpa berdaya.
Dalam banyak Firman-Nya, terpampang berjuta asa, diantaranya:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ
الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم
مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن
رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa
lillaahi wa innaailaihi raaji`uun" Mereka
itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. Al Baqarah: 155-157)
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ
وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ
حِسَابٍ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di
dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.(QS. Az-Zumar: 10)
Beberapa hadits Nabi Shallallaahu
‘Alaihi wa Sallam juga nyata tertera, diantaranya:
Tidaklah
seorang mukmin ditimpa rasa sakit yang terus-menerus, kepayahan, penyakit,
kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HSR.
Muslim No.2573)
Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki
kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada satu amal yang bisa mengantarkannya ke
sana. Maka Allah senantiasa mencobanya dengan sesuatu yang tidak disukainya,
sehingga dia bisa sampai pada kedudukan itu. (HSR. Abu Ya'la No.6069)
'Atho'
bin Abi Robah rohimahullah berkata: Ibnu 'Abbas ra berkata kepadaku:
"Maukah kutunjukkan kepadamu salah seorang wanita penghuni surga?"
Saya jawab: "Ya" Beliau berkata: "(Yaitu) wanita yang hitam itu.
Ia pernah datang kepada Nabi dan berkata: "Aku terkena penyakit ayan, dan
auratku selalu terbuka (jika penyakitnya kambuh), maka berdo'alah kepada Allah
untukku." Nabi SAW bersabda kepadanya: "Jika engkau mau, engkau bisa bersabar dan bagimu adalah surga.
Dan jika engkau mau, aku akan berdo'a kepada Allah agar memberikan kesembuhan
kepadamu." "Aku bersabar," jawab wanita itu. Lalu ia berkata
lagi: "Sesungguhnya aku takut auratku terbuka, maka berdo'alah kepada
Allah bagiku agar auratku tidak terbuka." Maka beliau berdo'a untuk wanita
itu." (HSR. Bukhori No.5652 dan Muslim No.2576.
Dan…
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ وَوَضَعْنَا
عَنكَ وِزْرَك
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Bukankah
Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Dan Kami
telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
yang
memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu
sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(QS. Al Insyirah: 1-6)
Allaahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar