1. Fase
Induksi (Induction Phase)
2. Fase
Konsolidasi (Consolidation Phase)
3. Fase
Pemeliharaan (Maintenance Phase)
4. Catatan
Penting
Fastosis adalah puasa dalam kondisi ketosis.
Protokol ini untuk adapatasi terhadap
kondisi puasa dengan metode diet ketogenic.
Dan dapat digunakan untuk pengobatan.
FASE INDUKSI (Induction Phase) 3 s/d 4 hari
1) Semua makanan bersumber dari HEWANI, terutama
bagian yg berlemak dan juga dari lemak nabati (contohnya minyak kelapa,
minyak zaitun, santan, dsb).
2)
Rasio Makronutrisi yang digunakan adalah 4 : 1
*80% Lemak : 20% Protein + Karbohidrat
dari total kalori per hari dengan 30% defisit kalori, dan "Net Karbohidrat"
selalu di bawah 10 gram per hari.
3)
Timbang semua makanan di atas piring (<500g
untuk perkiraan kasar untuk diet dibawah 1600 kalori) atau 30% defisit kalori
dari total kebutuhan kalori per hari.
*Berhenti makan saat sudah terasa
kenyang tanpa berusaha mengejar total kalori (makanan yang ditimbang) yang
telah diperhitungkan sebelumnya.
4)
VCO atau MCT oil 1 sendok makan dicampur dengan
1/4 - 1/2 sendok teh Immunator Honey 4 - 6 kali per hari.
*Jika merasa mampu berpuasa tanpa
menggunakan tambahan kalori, tidak perlu menggunakan VCO atau MCT oil dan sebaiknya
melakukan olahraga yang dapat memicu penggunaan lemak cadangan ditubuh lebih
maksimal.
5)
Puasa hanya minum air dan minuman bebas kalori
lainnya, selama 16 jam hingga 18 jam.
*Perpanjang jam puasa tersebut jika
belum merasa lapar saat jam puasa yang telah ditetapkan usai (misalnya dengan menambahkan
1 - 2 jam puasa lagi).
6)
Olahraga pagi selama 30 - 45 menit
7)
Periksa gula darah puasa pada hari ke 3 - 4 (2
jam sebelum berbuka), jika gula darah puasa di bawah 80mg/dL, maka lanjutkan ke
fase konsolidasi. Dan jika belum, maka lanjutkan kembali fase induksi selama 3 - 4 hari lagi
sebelum pengetesan gula darah puasa berikutnya.
FASE KONSOLIDASI (Consolidation Phase) 6 s/d 7 hari
1)
Makanan dari sumber hewani yang berlemak dan
sumber nabati yang berupa sayuran yang memiliki unsur daun, batang dan bunga
saja.
* Rasio Hewani : Nabati = 3 : 1 dari
total berat makanan.
2)
Rasio Makronutrisi yang digunakan adalah 4 : 1
* 80% Lemak : 20% Protein + Karbohidrat
dari total kalori per hari dengan 20% defisit kalori, dan "Net
Karbohidrat" selalu di bawah 15g per hari.
3)
Timbang semua makanan diatas piring (< 600g ;
dengan komposisi 400g Hewani dan 200g Nabati, perkiraan kasar untuk diet
dibawah 1800 kalori) atau 30% defisit kalori dari total kebutuhan kalori per
hari.
* Berhenti makan saat sudah terasa
kenyang tanpa berusaha mengejar total kalori (makanan yang ditimbang) yang
telah diperhitungkan sebelumnya.
4)
VCO atau MCT oil 1 sendok makan dicampur dengan
1/4 - 1/2 sendok teh Immunator Honey 4 - 6 kali per hari.
* Jika merasa mampu berpuasa tanpa
menggunakan tambahan kalori, tidak perlu menggunakan VCO atau MCT oil dan
sebaiknya melakukan olahraga yang dapat memicu penggunaan lemak cadangan
ditubuh lebih maksimal.
5)
Puasa hanya minum air dan minuman bebas kalori
lainnya, selama 18 jam hingga 20 jam.
* Perpanjang jam puasa tersebut jika
belum terasa lapar saat jam puasa yang ditetapkan sebelumnya telah selesai
(misalnya menambahkan 1 - 2 jam puasa lagi).
6)
Olahraga pagi selama 30 - 45 menit dan ditambah
dengan olahraga fitness selama 4 hari per minggu jika mampu.
7)
Periksa gula puasa pada hari ke 6 - 7 (2 jam
sebelum berbuka), jika gula puasa masih di bawah 80mg/dL, maka lanjutkan ke
fase pemeliharaan. Dan jika ternyata naik di atas 80mg/dL namun masih di bawah
90mg/dL maka lanjutkan kembali fase konsolidasi ini selama 6 - 7 hari lagi
sebelum pengetesan gula puasa berikutnya. Namun jika gula puasa naik di atas
90mg/dL maka gunakan kembali fase induksi selama 3 - 4 hari untuk mengembalikan
gula puasa ke bawah 80mg/dL.
FASE PEMELIHARAAN (Maintenance Phase)
1)
Senin hingga Rabu menggunakan menu fase induksi
(sumber Hewani berlemak dan lemak Nabati),
Kamis hingga Sabtu menggunakan menu
fase konsolidasi (sumber Hewani berlemak, lemak Nabati dan sayuran dengan unsur
daun, batang, bunga), dan hari Minggu menggunakan menu fase induksi ditambah unsur
buah ketogenic (buah ketogenic di bawah 100g per hari & dimakan dengan 50g
sumber lemak, seperti santan, whip cream, cream cheese dsb).
2)
Rasio Makronutrisi yang digunakan adalah 3 : 1
* 75% Lemak : 25% Protein + Karbohidrat
dari total kalori per hari dengan 10% defisit kalori, dan "Net
Karbohidrat" selalu di bawah 20g per hari.
3)
Timbang semua makanan di atas piring sesuai
dengan anjuran di setiap fase yang ditentukan pada hari tersebut (untuk
perhitungan kasar kebutuhan kalori per hari) atau gunakan perhitungan
makronutrisi sesuai fasenya. Untuk hari minggu, timbang makanan dengan menu
induksi dengan jumlah tidak lebih dari 500g dan tambahkan 100g buah ketogenic
dan 50g sumber lemak seperti santan, whip cream, cream cheese sebagai topping
buah ketogenic tersebut.
* Berhenti makan saat sudah terasa
kenyang tanpa berusaha mengejar total kalori (makanan yang ditimbang) yang
telah diperhitungkan sebelumnya.
4)
VCO atau MCT oil 1 sendok makan dicampur dengan
1/4 - 1/2 sendok teh Immunator Honey 4 - 6 kali per hari.
* Jika merasa mampu berpuasa tanpa
menggunakan tambahan kalori, tidak perlu menggunakan VCO atau MCT oil dan
sebaiknya melakukan olahraga yang dapat memicu penggunaan lemak cadangan
ditubuh lebih maksimal.
5)
Puasa hanya minum air dan minuman bebas kalori
lainnya, selama 20 jam hingga 23 jam.
* Perpanjang jam puasa tersebut jika
belum terasa lapar saat jam puasa yang ditetapkan sebelumnya telah selesai
(misalnya menambahkan 1 - 2 jam puasa lagi).
6)
Olahraga pagi selama 30 - 45 menit dan ditambah
dengan olahraga fitness selama 5 hari per minggu jika mampu.
7)
Periksa gula puasa pada hari ke 6 - 7 (2 jam sebelum
berbuka), jika gula puasa masih di bawah 80mg/dL, maka tetap lanjutkan fase
pemeliharaan. Dan jika ternyata naik di atas 80mg/dL namun masih di bawah
90mg/dL maka kembali mengulang ke fase konsolidasi selama 6 - 7 hari lagi
sebelum pengetesan gula darah puasa berikutnya. Namun jika gula darah puasa
naik di atas 90mg/dL maka gunakan kembali fase induksi selama 3 - 4 hari untuk
mengembalikan gula puasa ke bawah 80mg/dL.
CATATAN PENTING
***Inti dari protokol ini adalah untuk
membentuk adapatasi terhadap kondisi puasa dengan menggunakan diet Ketogenic, dimana
puasa ini adalah kunci untuk mendapatkan efek pengobatan dan juga estetika
(seperti penurunan kadar lemak ditubuh). Tujuan dari protocol ini adalah
memperoleh efek kesehatan optimal dan juga mendapatkan keuntungan dari segi estetika
sebagai hasil akhirnya.
***Zona optimal untuk gula puasa pada protokol ini adalah
dibawah 80mg/dL (4,4mMol), yang merupakan penanda untuk bisa maju ke fase-fase
berikutnya. Zona ini merupakan zona ideal untuk mempertahankan adaptasi
terhadap kondisi puasa, dan juga merupakan zona yang dapat memberikan efek
pengobatan seperti anti-inflamasi, anti-infeksi, anti-kejang, anti-kanker,
anti-diabetes, anti-alergi, dsb dengan mengkombinasikan Immuno-Therapy
menggunakan Immunator Honey.
***Makanan
yang ditimbang di setiap fase (kalkulasi makronutrisi di setiap fase) hanyalah
merupakan takaran maksimum per hari saja, dan harus berhenti ketika rasa
kenyang telah muncul, yang di picu oleh hormon leptin yang dikontrol otak.
***Kalkulasi
makronutrisi hanyalah perhitungan kasar terhadap kebutuhan kalori per hari,
namun tubuh akan memperhitungkan pula jumlah lemak cadangan yang ada sebagai
sumber kalori juga. Jadi kalkulasi makronutrisi hanyalah perhitungan untuk
mencegah kita dari makan berlebih di saat program berlangsung.
***Selalu
berusaha untuk memperpanjang jam puasa jika belum terasa lapar saat jam makan telah
tiba, dan VCO dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memperpanjang jam
puasa jika merasa dibutuhkan. Olahraga dan aktivitas tinggi di saat jam puasa
akan memberikan efek kesegaran dan menunda lapar, sehingga disarankan agar
melakukan hal-hal ini disaat jam puasa.
***Semua
sumber hewani harus memilih bagian yang berlemak, agar jumlah protein didalam
makanan tidak terlalu tinggi dan sumber nabati yang diizinkan hanyalah sayuran
yang memiliki unsur daun, batang dan bunga.
***Semua
sumber protein hewani harus dimakan beserta dengan lemaknya atau dengan
tambahan lemak lainnya, agar tidak memicu kenaikan insulin karena tingginya
jumlah protein. Nilai persentase Insulinogenic di tiap makanan harus dibawah
20% untuk menjaga kondisi insulin selalu rendah dan memperpanjang efek dari
puasa sebelumnya. Perhitungan nilai persentase Insulinogenic dari tiap makanan
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Insulinogenic
% = ("Net Karbohidrat" + (0,56 x Protein)) x 4 / Total Kalori
Net
Karbohidrat = Total Karbohidrat - Serat (fiber)
***Nilai gula
darah acak (diukur 2 - 3 jam setelah makan) dalam protokol ini tidak boleh
melebihi dari 95mg/dL (5,3mMol).
***Jumlah
garam di setiap makanan tidak boleh dikurangi, atau bahkan ditambah agar
membantu mengikat kadar air di tubuh untuk mencegah dehidrasi, dan dalam protokol
ini diwajibkan untuk minum minimal 2 liter per hari (optimal > 3 liter per
hari).
***Jika
muncul gejala-gejala pada masa transisi maupun gejala saat terjadi krisis
penyembuhan (Healing Crisis) disarankan untuk segera menggunakan VCO +
Immunator Honey® sebagai peredam gejala (1sendok makan VCO + 1/4 sendok teh
Immunator Honey setiap jam hingga gejala mereda).
***Selama jam
puasa, semua minuman tanpa kalori dapat dikonsumsi, seperti kopi, teh, dsb (kecuali
Immunator Honey®). Teh Hijau disarankan untuk selalu dikonsumsi setiap selesai makan
pada jam makan yang telah ditetapkan, dan juga dapat dikonsumsi pada jam puasa.
Fungsi teh
hijau disini untuk menekan respon insulin yang mungkin ditimbulkan oleh tingginya
protein dalam makanan, ataupun kemungkinan adanya sumber karbohidrat berlebih
yang tersembunyi di dalam makanan.
***Disarankan
untuk mengkonsumsi air alkali setiap hari, agar membantu mempertahankan gula
darah puasa agar selalu dibawah 80mg/dL dan juga membantu meningkatkan PH
darah. Air alkali dapat dibuat dengan mencampurkan 2 sendok teh Soda Kue
(Baking Soda) dengan 1 liter air dan dikonsumsi sepanjang hari dengan sumber
cairan lainnya. Air alkali ini juga dapat digunakan selama berolahraga, untuk
menahan efek laktat yang dihasilkan di saat berolahraga dan juga untuk menambah
daya tahan tubuh (endurance) selama berolahraga.
***Buah
Ketogenic adalah buah yang memiliki nilai "Net Karbohidrat" dibawah
10% dari berat buah tersebut, seperti alpukat, zaitun, dan buah-buahan tipe
berri (strawberry, blueberry, raspberry, dsb)
Net
Karbohidrat = Karbohidrat Total - Serat (fiber)
***Selama
fase induksi, semua kebutuhan vitamin dan mineral dapat diperoleh dari suplemen
tambahan yang bebas dari penambahan karbohidrat seperti gula, fruktosa atau
pati (tepung). Dan kebutuhan serat (fiber) dapat diperoleh dari puding
agar-agar, cincau hijau, rumput laut atau suplemen serat tambahan yang bebas
penambahan karbohidrat, seperti inulin (FOS), psyllium husk, dsb.
***Contoh
suplemen yang disarankan di dalam protokol adalah Potassium, Magnesium,
Calcium, Zinc, Alpha Lipoic Acid, Vit B Complex, Vit C, Vit D, Pre-biotic,
Pro-biotic & Supplement sistem immune seperti ekstrak colostrum, habbatus
sauda (ekstrak atau minyak), sari kulit manggis, rebusan daun sirsak, dsb.
***Untuk
referensi sumber-sumber makanan ketogenic paling optimal yang memiliki nutrisi
tinggi namun sangat rendah "Net Karbohidrat" dapat dilihat dari
website berikut ini :
***Dianjurkan
untuk selalu tidur sebelum jam 10 malam (optimal jam 9 malam) agar mendapatkan
efek positif dari ritme circadian pada manusia yang dapat mempercepat proses
penyembuhan, pembakaran lemak, perbaikan sel-sel tubuh, modulasi sistem immune,
dan menyeimbangkan kadar hormon di tubuh.
***Dianjurkan
untuk melakukan "Calorie Cycling" setelah mencapai fase pemeliharaan
dan mempertahankan gula puasa optimal (< 80mg/dL) selama minimal 1 bulan,
dengan cara menaikkan jumlah asupan kalori dari 10% - 20% defisit kalori
menjadi 0% - 10% surplus kalori selama 1 minggu tiap bulannya. Hal ini juga
dilakukan dengan cara mengurangi jam puasanya ke 16 jam atau 18 jam saja, sehingga
jam makan menjadi lebih panjang dan mampu untuk
menambahkan jumlah makanan di dalam jam makan yang lebih panjang tersebut. Hal ini
dilakukan untuk menaikkan metabolisme yang mungkin turun akibat deficit kalori
yang berkepanjangan. "Calorie Cycling" ini juga dapat membantu
menambah massa otot kering ditubuh yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh
secara menyeluruh.
***Jika ingin
menambah massa otot di dalam fase pemeliharaan, maka perhitungan kalori dapat menggunakan
0% - 10% surplus kalori dalam total kalori makanan per hari.
Catatan :
Kurangi jam puasa menjadi 16 jam
***Jika ingin
mempercepat pembakaran lemak di dalam fase pemeliharaan, maka perhitungan kalori
dapat menggunakan 20% - 30% defisit kalori dalam total kalori makanan per hari.
Menu fase induksi juga dapat digunakan dengan kombinasi defisit kalori tersebut
untuk mempercepat pembakaran lemak tubuhnya.
Catatan :
Tambahkan jam puasa menjadi 23 jam
***Dianjurkan
untuk selalu mengukur kadar lemak di tubuh setiap bulannya (dengan "skin
fold calliper atau "bio-impedance scale"), untuk mengatur perhitungan
ulang makronutrisi di setiap fase yang sedang dijalankan. Hal ini diperlukan
untuk mengantisipasi perubahan kadar lemak yang dapat berkurang drastis dalam
durasi 1 bulan di dalam protokol ini, yang dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
kalori perhari yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Artikel berasal dari group Keto Fastosis dengan Nur Agus Prasetyo sebagai inisiator.
Artikel berasal dari group Keto Fastosis dengan Nur Agus Prasetyo sebagai inisiator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar