Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya milik Allah Ta’ala. Shalawat dan
salam semoga tercurah atas Nabiyullah Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa salam.
Atas permintaan beberapa teman yang ingin mengetahui dan mencoba terapi tersebut,
maka dengan seijin penggagasnya, yaitu Prof. Dr. Moh. Sholeh, saya rangkumkan
dari buku yang beliau tulis yang berjudul “Pelatihan Shalat Tahajud” terbitan
Hikmah. Ditambah dengan pengalaman pribadi selama menjalani terapi di Klinik
Avicenna di Desa Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur.
Secara umum, menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1994 disebutkan bahwa sehat mempunyai
4 aspek yaitu:
1. Sehat fisik, yaitu bilamana organ tubuh berfungsi normal.
2. Sehat jiwa yang meliputi pikiran, emosi dan spiritual. Sehat pikiran
jika mampu berpikir logis, rasional dan sistematis. Sehat emosi jika mampu
mengekspresikan suasana hatinya dengan wajar. Sehat spiritual jika mampu menjalankan
perintah dan menjauhi larangan Penciptanya.
3. Sehat sosial yaitu apabila mampu berinteraksi dengan orang lain secara
baik.
4. Sehat ekonomi yaitu jika mampu beraktivitas yang menghasilkan sesuatu.
Seseorang dikatakan sehat jika keempat aspek tsb terpenuhi, dan dikatakan
sakit jika ada aspek yang terganggu. Untuk menuju sehat, maka seseorang bisa
melakukan penjagaan, pencegahan dan pengobatan.
Di buku tersebut bahasan utamanya adalah tentang Shalat Tahajjud yang mempunyai manfaat kesehatan, baik penjagaan,
pencegahan maupun pengobatan.
Terapi utamanya adalah Shalat Tahajjud, kemudian dilengkapi dengan Senam Tawakkal
dan Senam Tauhid.
BAGIAN 1: SHALAT TAHAJJUD
1. LOGIKA NORMATIF SHALAT TAHAJJUD.
a. Shalat tahajjud merupakan ibadah mahdhoh yang awalnya diwajibkan kepada
ummat Muhammad SAW selama setahun sebelum turunnya ayat ke 20 Surah Al Muzammil. Itu terjadi sebelum diwajibkannya shalat
lima waktu, puasa Ramadhan, zakat dan haji.
b. Tidak ada shalat sunah yang dianjurkan Allah Ta’ala melalui Al Quran
selain shalat tahajjud, yang berarti sangat pentingnya shalat itu. Yaitu QS. Al-Isra' ayat 79 dan QS. Al-Muzammil ayat 2. Sementara shalat
sunnah yang lain dianjurkan melalui hadits Nabi SAW.
c. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat tahajjud, dalam keadaan sehat
maupun sakit, muqim maupun musafir bahkan dalam keadaan perang.
2. LOGIKA METAFISIS SHALAT TAHAJJUD
a. Shalat tahajjud merupakan jalan tol bebas hambatan menuju Sang Khaliq.
Sebagai shalat yang dikerjakan pada malam hari dimana waktu malam adalah
saat yang paling baik untuk shalat secara khusyu’.
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk
khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang
hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).(QS. Al Muzammil:6-7)
Mengapa di malam hari lebih khusyu’? ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Di dalam tubuh manusia terdapat 2 hormon stress yaitu ACTH
(Adenocorticotropichormon) dan hormon kortisol. Hormon tersebut dilepaskan
melebihi batas normal jika seseorang dalam keadaan stress dengan gejala seperti
susah tidur, jantung berdebar, cepat marah, sesak nafas, cemas, takut, khawatir
dan gemetaran. Pola pelepasan hormon tsb mengikuti irama sirkadian (circadian rhythm),
yaitu jam
tubuh yang mengatur berbagai kegiatan metabolisme selama 24 jam sehari semalam.
Hormon tersebut mulai naik sekitar jam 7 pagi, mencapai puncaknya sekitar jam
11 siang dan menurun lagi hingga pada batas normal (homeostatis) sekitar pukul
24.00-02.00. Menurunnya kadar hormon tsb
menyebabkan suasana hati rileks dan tenang. Ditambah dengan suasana gelap
dan sepi dari hiruk-pikuk kegiatan manusia, maka keadaan itu ibarat jalan tol
bebas hambatan untuk komunikasi dengan Sang Khaliq.
b. Shalat tahajjud membangkitkan kekuatan biomagnetis.
Manusia sebenarnya mempunyai kekuatan elektrisitas yang jika dipeilhara
dengan baik akan mewujudkan tenaga magnetik (biomagnetisme). Kekuatan itu
dihimpun dan dibangunkan dari urat nadi dalam tubuh, saraf halus di otak, tiap
tetesan darah, bahkan seluruh yang ada dalam diri manusia. Shalat tahajjud
adalah salah satu latihan agar seseorang mempunyai biomagnetis dan kekuatan
jiwa yang hebat.
Menurut teori metafisika, tatkala seseorang shalat dengan khusyu’
(konsentrasi penuh dengan shalatnya) , maka bioelektronik (bion-bion) dalam
otak tidak lagi menerima tambahan daya penginderaan dan tidak lagi mempunyai
tuntutan yang bersifat materialistis, sehingga bion-bion tersebut menjadi
otonom, diam dan tenang. Kondisi tersebut akan membangkitkan pikiran halus
(corpus mentalist) yang siap untuk menerima Nur Ilahi, sehingga akan membuahkan
ilmu ladunni (segala sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah), jiwa yang kuat,
semangat yang hebat dan keikhlasan yang total.
3. LOGIKA KESEHATAN SHALAT TAHAJJUD
Mengapa Shalat tahajjud menyehatkan?
Shalat tahajjud (juga shalat yang lainnya) mempunyai beberapa aspek yaitu:
1. Aspek hydrotherapy
Yaitu saat mandi dan wudlu sebelum shalat. Mandi besar pada dini hari
sangat baik untuk merangsang dan menguatkan kulit, mengencerkan darah,
mengeluarkan racun dari tubuh, menormalkan fungsi ginjal, meningkatkan kerja
usus besar, dan menurunkan tekanan darah.
2. Aspek gerakan dan relaksasi.
Secara filosofis gerakan shalat mulai dari berdiri, takbiratul ihram, ruku’,
sujud dan salam adalah simbol life cycling (daur kehidupan manusia). Setiap
gerakan shalat mempunyai makna tersendiri secara ritual,yaitu:
a. Berdiri tegak menghadap kiblat mengandung makna bahwa kita menghadapkan
seluruh jiwa dan raga kepada Sang Pencipta.
b. Mengangkat tangan saat takbiratul ihram melambangkan pengakuan terhadap
kebesaran Allah Ta’ala dan merasa diri sangatlah kecil di hadapan-Nya.
c. Ruku’ melambangkan ketundukan dan kepasrahan kita akan segala ketentuan
Allah Ta’ala.
d. Sujud merupakan penghambaan dan penyerahan diri secara total kepada Sang
Pencipta.
e. Duduk menggambarkan kesiapan kita untuk diatur oleh Sang Raja (Al Mulk)
f. Salam menggambarkan ikrar kita untuk menebarkan salam (kedamaian),
rahmat (kasih sayang) dan barakah (tambahan kebaikan) untuk semesta seisinya.
Sedangkan secara fisiologi gerakan
shalat mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Keseluruhan prosesi shalat
dari berdiri hingga salam menimbulkan perubahan posisi jantung terhadap kepala.
Kadang di bawah (berdiri), sejajar (ruku’) dan lebih tinggi (sujud). Perubahan
posisi itu merangsang reflek kardiovaskuler yang akan mendorong cairan tubuh
mengalir ke seluruh bagian tubuh dengan optimal.
Secara singkat manfaat dari
gerakan shalat secara medis adalah:
a. Berdiri tegak adalah posisi yang sangat fisiologis (yang diharapkan sebenarnya)
oleh tubuh. Posisi ini melancarkan proses pernapasan, sehingga membantu
memperbaiki metabolisme tubuh. Pandangan ke arah sujud akan menarik tulang
leher sehingga mengurangi rasa nyeri pada dada, leher dan punggung.
b. Ruku’ yang benar dapat menjaga, memperbaiki dan memulihkan ruas tulang
belakang yang terdiri dari ruas tulang leher, punggung, pinggang dan tungging.
c. Sujud yang benar akan menguatkan otot dada dan lengan sehingga bisa
memperbaiki syaraf-syaraf pernapasan. Dr Fidelma O'Leary, PhD.
Seorang Neuroscience dari St Edward's University, yang telah menjadi mu'allaf
setelah mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesehatan manusia yaitu
ditemukan adanya beberapa urat syaraf di dalam otak yang tidak dimasuki darah
kecuali ketika sujud.
d. Duduk
iftirasy dapat menghilangkan nyeri pada pangkal paha, sedangkan duduk tawaruk
dapat menjaga kelenturan dan kekuatan otot di sekitar organ vital.
e.
Salam dengan menoleh ke kanan dan kiri dapat menghindarkan ketegangan otot dan
syaraf di sekitar leher dan bahu sehingga bisa menghilangkan ketegangan syaraf
di kepala.
3. Aspek doa dan meditasi.
Inti atau ruh dari ibadah shalat adalah doa, yaitu komunikasi intensif
antara hamba dengan Sang Khaliq. Semua bacaan selama shalat adalah doa
(pengharapan) dan pengakuan akan segala Sifat Allah Ta’ala.
4. Aspek sugesti
Sugesti baik berupa autosugesti (yang datang dari dalam diri sendiri)
maupun heterosugesti (yang didapat jika shalat dilakukan secara berjamaah),
dapat timbul dan menguat seiring dengan naiknya keimanan dan keyakinan kita pada
Allah Ta’ala, pada belas kasih-Nya, pada pertolongan-Nya, pada kekuatan-Nya dan
keyakinan bahwa segala ketentuan-Nya itulah yang terbaik untuk kita.
Penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa tahajjud merupakan terapi manjur
nan efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti gangguan emosi
(depresi, stress), gangguan pernapasan, hipertensi, stroke, gagal jantung,
osteoporosis, gangguan sendi, hingga penyakit yang timbul akibat rendahnya atau
adanya gangguan imunitas tubuh.
Dari penelitian Prof. Dr. Moh. Sholeh, dengan tahajjud, maka makrofag dalam darah akan
meningkat. Makrofag itu intinya adalah sel imunitas tubuh yang berfungsi untuk
memakan sel lain yang tidak normal. Hal itu yang menyebabkan tubuh mampu melawan penyakit yang datang dan mampu menyembuhkan dirinya sendiri.
Demikian pula dengan metabolisme tubuh akan meningkat sampai pada tingkat
optimal jika seseorang shalat tahajud berlama-lama seperti shalatnya Rasulullah
SAW, walau hanya dua rakaat, hingga bisa
bercucuran keringat walaupun berada pada ruangan ber-AC
Disamping itu kenapa orang yang sering tahajjud tak pusing kepala, padahal
dia bangun tengah malam?
Karena ketika shalat tahajjud otak melepaskan seritonin, beta endorsin, dan
melatonin. Itu yang menyebabkan seseorang menjadi tenang/rileks sehingga
homeostasis (keseimbangan tubuhnya) terjaga. Pusing disebabkan karena
terganggunya homeostasis yang muncul berupa hipertensi ataupun hipotensi
Sebagai terapi, maka tahajjud harus dilakukan dengan khusyu’, tulus ikhlas,
gerakannya seperti tuntunan Rasulullah SAW dan dikerjakan secara terus-menerus/kontinyu.
Untuk menggapai khusyu’ harus dengan latihan dan kesabaran yang didasari
kepasrahan yang timbul dari keimanan/keyakinan mendalam bahwa Allah Ta’ala
adalah segala-galanya, disertai pengakuan akan ketidakberdayaan, kerendahan
diri, kenistaan, kebodohan dan kelemahan
diri kemudian menyatukan rasa takut dan harap akan pertolongan dan
perlindungan-Nya.
Khusyu' dan sabar bergulir bak lingkaran. Dengan sabar, akan bisa shalat dengan khusyu', dan shalat khusyu' akan menambah kesabaran kita dalam menghadapi segala persoalan hidup. Rela bangun tengah malam untuk shalat, bersedia meninggalkan kenikmatan tidur adalah latihan awal untuk sabar.
PANDUAN PRAKTIS SHALAT TAHAJJUD
Tahap Persiapan
1. Mandi besar dengan air dingin sebagai hydrotherapy. Mandi di tengah
malam akan memberikan energi dan kekuatan pada tubuh, meningkatkan metabolisme
dan sirkulasi cairan tubuh seperti darah dan getah bening.
2. Mengenakan pakaian yang bersih, suci dan bagus. Ditambah dengan
wewangian sebagai aromatherapy.
3. Pilih tempat yang sunyi,sepi dari kegaduhan, matikan lampu agar tidak
ada cahaya atau stimulus lain yang masuk dan mengganggu kekhusyu’an.
Tahap Proses
1. Postur Persiapan.
Berdiri tegak, ambil posisi yang nyaman dengan mendapatkan tumpuan kaki yang
mantap. Off-kan pikiran sadar, dan on-kan pikiran bawah sadar dengan cara
merelaksasi fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tarik napas dalam-dalam,
tahan empat/lima hitungan, lalu keluarkan perlahan-lahan. Temukan napas anda
seperti napas orang tidur, lembut, alami, pelan dan halus.
Kemudian relaksasikan pikiran dengan memperkecil stimulus sugesti diri
dengan mengucapkan Allah (الله) ketika mengambil napas dan hu (هو) ketika mengeluarkan
napas. Rasakan setiap tarikan napas dan niatkan bahwa tahajjud ini untuk menggapai maghfirah (ampunan) dan ridlo Allah serta mensyukuri nikmat-Nya. Pancing hati dengan bisikan "Ya Allah aku datang menghadap-Mu, menyerahkan diriku pada-Mu dengan sepenuh hatiku..."
2. Postur Niat.
Ikrarkan niat shalat kemudian takbiratul ihram. Tumbuhkan kesadaran akan
kehadiran Allah dengan jalan:
a. Pengakuan akan Kebesaran Allah sehingga apapun yang selain-Nya adalah kecil.
b. Sukarela meninggalkan segala bentuk kesibukan apapun, dan hanya fokus
untuk berkomunikasi dengan Allah Ta’ala.
c. Memahami sedang berada pada wilayah haram, sehingga tidak boleh ada
ucapan atau gerakan selain tatacara shalat.
Bangkitkan tekad dengan menganggap bahwa takbir ini adalah suatu penghormatan kepada Dzat Yang Maha Besar dan tidak sekedar formalitas.
3. Postur Qiyam.
Meletakkan tangan kanan pada punggung telapak tangan kiri tepat di atas
dada atau sedikit di atas pusar. Membaca doa iftitah, Al Fathihah dan surah lainnya dengan perlahan, dihayati dan diresapi maknanya. Untuk terapi, Prof. Moh. Sholeh
biasanya menganjurkan membaca Ayat Kursi pada raka'at pertama dan Surah Al-Insyirah pada raka'at kedua. Karena esensi Ayat Kursi adalah
pengakuan ketidak berdayaan kita dan pengakuan bahwa Allah-lah yang menjaga
kita, yang tidak mengantuk dan tidak tidur, yang menjadi pemilik segala yang ada
di langit dan di bumi. Dan hanya dengan kehendak-Nya segala sesuatu terjadi.
Penghayatan penuh akan makna ayat ini akan mengantarkan kita pada penyerahan
diri secara total dan percaya penuh akan skenario indah Allah. Hal itu yang akan
mengubah depresi, stress, cemas, takut dan khawatir menjadi penuh harap dan
optimis bersama dengan janji Allah bahwa bersama kesulitan ada kemudahan seperti tertera pada Surah Al-Insyirah ayat 5-6. Ayat Kursi dan Surah Al-Insyirah ini bisa dibaca beberapakali sesuai kebutuhan.
Setelah itu jangan langsung ruku’, tapi sambung dengan relaksasi dan berkomunikasi intensif dengan mengadukan segala persoalan yang kita hadapi, tetapi lakukan hal itu hanya
dalam hati tidak diucapkan.
4. Postur Ruku’.
Bungkukkan badan dengan meletakkan tangan pada lutut. Baca tasbih 3x atau
lebih, resapi dan hayati maknanya. Setelah itu jangan langsung bangkit tetapi sambung dengan komunikasi mengadukan segala hal kepada Allah.
Unggah perasaan bahwa kita sedang membungkukkan badan di hadapan Sang Maha Raja dengan tekad "Ya Allah aku ruku' dengan segenap jiwa dan ragaku, untuk tunduk patuh kepada-Mu semampuku, maka tuntunlah aku, bimbinglah aku, maka turunkan beban yang memberatkan tubuhku". Rasakan pula tarikan-tarikan otot di seputar kaki dan punggung, seakan-akan tarikan itu adalah pelepasan segala rasa sakit atau gangguan yang ada. Rasakan pula mengalirnya cairan tubuh ke organ yang kurang teraliri. Nikmati semua itu hingga menimbulkan rasa nyaman dan tenang.
5. Postur Qauna (I’tidal)
Bangkit dari posisi ruku’, baca doa i’tidal, resapi dan hayati maknanya,
kemudian sambung dengan komunikasi intensif dengan Allah seperti diatas.
Yakinkan dalam diri bahwa Allah mendengar dan melihat apapun yang ada di bumi dan langit. Dia-pun mengetahui persoalan apa yang sedang kita hadapi dan sakit apa yang sedang kita derita. Mohonlah agar Allah Ta'ala tidak akan meninggalkan kita walau hanya sekejab mata tanpa pertolongan-Nya.
6. Postur Sujud
Letakkan kedua tangan di atas lutut dan perlahan-lahan bergerak ke posisi
berlutut kemudian meletakkan 7 anggota sujud ke lantai. Baca tasbih 3x atau
lebih, resapi dan hayati maknanya, kemudian sambung dengan pengaduan kepada
Allah.
Hadirkan kesadaran bahwa kita sedang meletakkan wajah/kepala yang menjadi lambang ke-aku-an manusia di tempat yang paling rendah di hadapan Allah sebagai bentuk kepasrahan yang total dan sebagai wujud penghambaan diri yang sebenar-benarnya. Menyadari betapa kecil dan lemahnya diri kita. Posisi ini adalah posisi paling dekat antara hamba dengan Rabb-nya yang seakan tidak berjarak. Sehingga apapun yang kita minta akan dikabulkan.
7. Postur Iftirasy
Duduk dengan menegakkan telapak kaki kanan, menghadapkan jari kaki ke arah
kiblat dan meletakkan betis di atas telapak kaki kiri yang terlipat. Baca doa
duduk antara dua sujud, resapi dan hayati maknanya, kemudian sambung dengan munajat kepada Allah.
Perhatikan bahwa kita sedang bersimpuh di hadapan Sang Penguasa Alam Semesta, sementara kita tidak punya apapun. Meminta dan memohon banyak hal yang pasti bisa dipenuhi oleh-Nya.
8. Postur Sujud Kedua
Sama dengan postur sujud di bagian 6.
9. Postur Duduk Tasyahud
Bangkit dari sujud, letakkan tangan pada lutut, kemudian duduk dengan kaki
kiri dilipat di bawah betis kanan, dan ujung jari kaki kanan menghadap kiblat.
Baca bacaan tasyahud, resapi dan hayati maknanya, kemudian tambah dengan doa sebanyak-banyaknya karena doa di waktu itu sangatlah mustajab. Mohonlah atasnama ilmu Allah yang ghaib dan atasnama semua takdir-Nya agar kita diberi yang terbaik menurut ilmu-Nya.
10. Postur Taslim
Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri sedemikian rupa sehingga pipinya
terlihat dari belakang, sambil mengucapkan salam.
Tahap Penutup
1. Muhasabah
Dalam muhasabah maka kenanglah berbagai dosa atau kesalahan yang pernah
kita lakukan, besar atau kecil, sengaja maupun tidak.
Mungkin ada diantara kita yang malas, lalai atau malah meninggalkan ibadah.
Mohonlah ampun atas semua itu, menyesallah, bertaubatlah dan tekadkan untuk
memperbaiki dan memperbanyak ibadah.
Mungkin ada diantara kita yang pernah berbuat kesalahan kepada orangtua,
pernah mengecewakan atau menyakiti hati mereka, atau membebani mereka dengan
masalah atau materi, atau bahkan menelantarkan mereka. Bersegeralah mohon maaf
kepada mereka, mohonlah ampun kepada Allah dan mohonkan ampun kepada Allah untuk
mereka.
Mungkin ada diantara kita yang pernah menyakiti hati pasangan, atau pernah
berbuat kasar terhadap anak, atau salah bersikap terhadap orang lain, maka
bersegeralah meminta maaf kepada mereka setelah menunaikan tahajjud.
2. Dzikir
Setelah shalat tahajjud silahkan berdzikir dengan kalimah thayyibah atau asmaul
husna atau yang lainnya.
3. Doa
Doa setelah shalat tahajjud boleh apa saja sesuai dengan yang dikehendaki,
dan yang utama adalah istighfar. Begitu banyak keutamaan memohon ampun diwaktu
sahur.
INTISARI
1. Allah Ta'ala memberikan banyak keutamaan kepada hamba-Nya yang mau shalat tahajjud, diantaranya bermacam-macam nikmat seperti yang tercantum pada QS. As-Sajdah:16-17 ; QS. Ali Imran: 17 dan QS. Al-Furqon: 64.
2. Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang istimewa. Selain berfungsi
menyehatkan mental-spiritual, shalat tahajjud merupakan terapi manjur nan
efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
3. Pelaksanaan shalat tahajjud sebagai terapi kesehatan tidak berbeda dari
shalat pada umumnya, hanya lebih menekankan pada tempo yang panjang untuk
setiap gerakan. Sehingga untuk 2 rakaat saja waktu yang diperlukan bisa mencapai
1,5 sampai 2,5 jam. Hal itu dimaksudkan untuk mengoptimalkan penghayatan pada
bacaan yang kita baca. Disamping itu juga agar kita leluasa mengadukan segala
permasalahan hidup kita, dan segala doa serta pengharapan tuntas kita panjatkan.
Komunikasi yang intensif dengan Allah akan membuat kita merasakan nikmat yang
luarbiasa dari ibadah ini.
Selain itu tempo yang lama juga memberi waktu yang
cukup bagi tubuh untuk mendapatkan manfaat medis yang maksimal dari setiap
gerakan/postur shalat, sehingga tubuh mampu memproduksi zat-zat yang bermanfaat dan tubuh juga bisa menghilangkan zat-zat sisa yang tidak berguna. Dengan demikian tubuh mampu memperbaiki/mengobati
dirinya sendiri dan bisa melawan gangguan yang datang.
4. Dianjurkan shalat tahajjud dilakukan di tempat yang sepi, tenang dan gelap.
Kisah hikmah dari Prof. Dr. Moh. Sholeh:
Beliau mendapatkan pengalaman pribadi yang sangat luarbiasa dengan tahajjud. Beliau pernah menderita penyakit kulit yang parah dan belum ada obatnya, sehingga dokter angkat tangan. Dengan terapi shalat tahajjud yang intensif akhirnya beliau bisa sembuh, bahkan mendapatkan kulit yang lebih bagus dari sebelumnya.
Demikian pula ketika akan memulai pendidikan doktoralnya. Latar pendidikan madrasah diniyah dan pondok salafi, tarbiyah dan bimbingan konseling yang praktis tidak ada pelajaran eksaknya, tak menghalangi beliau untuk bisa mengambil program doktoral di Kedokteran Unair. Dengan sepenuh hati bermunajat dalam tahajjud, disertai ikhtiar dzohir, maka bisa menyelesaikan disertasinya doktornya dengan gemilang dan tanpa mengeluarkan biaya, karena semua ditanggung oleh seorang musyrif.
Saat berniat menunaikan ibadah haji beliau juga mendapatkan rejeki tak terduga berupa paket perjalanan haji plus berdua bersama istri tercinta tanpa biaya sepeserpun, Maasya' Allah.
Sepenggal kisah pribadi:
Tahun 2011 saya divonis kanker payudara stadium 4 metas ke tulang belakang. Saya jalani terapi di Klinik Avicenna. Tahun 2012 kanker semakin luas menyebar mulai dari kepala, bahu, lengan, punggung, tulang panggul dan tulang duduk. Berdiri sudah sulit dan berjalan harus dibantu kursi roda. Masih ditambah dengan hipertensi, diabetes dan gangguan liver.
Maka saya maksimalkan ikhtiar secara zhohir melalui karunia Allah yang berupa ilmu pengetahuan medis yang diilhamkan kepada manusia terutama para dokter dan ilmuwan. Saya jalani radioterapi, kemoterapi dan sebagainya. Proses pengobatan yang sangat berat dan menyakitkan. Alhamdulillah saya diberi kekuatan untuk menjalani semua itu. Terapi dari Klinik Avicenna tetap saya jalankan semampunya. Alhamdulillah masa kritis bisa terlewati dan semua pengobatan berstatus complete response, sehingga 2 tahun kemudian Maasya' Allah semua parameter kanker sudah tidak terdeteksi lagi berdasar hasil tes darah, USG, MRI, Foto Rontgen dan Mammografi. Subhanallah saya juga bisa lepas dari obat hipertensi, obat diabetes dan injeksi insulin.
Menyadari kualitas diri yang masih jauh dari yang semestinya (semoga Allah mengampuni dan memberi bimbingan untuk memperbaiki diri), maka saya pribadi belum berani membuat pernyataan, hanya satu hal yang saya yakini dengan sepenuh hati bahwa tiada daya dan kekuatan pada diri saya kecuali karena pertolongan Allah, Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya dan tidak pernah menzholimi hamba-Nya.