Sepenggal taushiyyah Ustadz Adi Hidayat,
LC MA tentang
RESEP
SEHAT
DARI AL-QURAN
Terkadang ujian datang karena Allah
ingin mengantarkan kita ke surga dan menuntut kita serius, bersungguh-sungguh,
mengatasi masalah/ujian tsb. Ujian ibarat medan jihad yang dibukakan agar nyata
mana orang-orang yang berjihad dan mana yang benar-benar sabar. Pembahasan kali
ini tentang sabat menghadapi ujian sakit.
Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali
Imron ayat 142:
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّهُ الَّذِينَ
جَاهَدُواْ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di
antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar”
Jaahadu dari kata al-juhdu yang
mempunyai makna:
1. Kesungguhan merencanakan disebut ijtihad. Pertama-tama syukuri bahwa
Allah telah memilih kita untuk menjalani itu. Kita ditantang supaya
dengan izin Allah mampu mengatasinya. Setelah itu lihat apa penyakitnya, kemudian
rencanakan pengobatan yang sesuai dengan rizki yang telah Allah kirimkan.
Jangan takut kekurangan, karena Allah tidak punya batas dalam memberikan rizqi.
Memintalah… bermohonlah kepada-Nya. Karena kadang rizqi yang datang cepat itu
bukan karena usaha, tapi karena doa yang terkabul. Yaitu karena Allah mendatangkan
solusinya.
2. Jihad dengan fisik yang disebut mujahadah. Yaitu memerangi
perasaan-perasaan yang tidak tepat dalam diri kita. Dengan penyakit itu, yang
dituntut Allah dari kita adalah ikhtiarnya, bukan sembuhnya. Karena kesembuhan
itu urusan Allah. Bisa jadi sembuh segera, sembuh kemudian atau bahkan ada yang
diwafatkan Allah dalam keadaan belum sembuh, karena Allah menginginkan
seseorang itu wafat dalam keadaan bebas dari dosa dan keburukan. Bukankah
karena sakit maka jadi banyak istighfar sehingga hilang penyakit hati, sering
taubat sehingga dosa terampuni, selalu berdoa sehingga menjadi dekat kepada
Allah dan dengan sakit pula ibadah semakin khusu’ sehingga terkumpul banyak
pahala. Sakit juga memaksa orang berhenti bermaksiat,
melihat/mendengarkan/membicarakan/melakukan hal-hal yang dilarang.
Berikhtiar itu tanpa batas, baik ikhtiar
secara fisik maupun mental spiritual. Tidak hanya datang ke dokter tapi juga
berdoa, menata hati dan pikiran, sabar, ikhlash serta semangat menjemput
karunia Allah.
RESEP
SEHAT DARI AL-QURAN ADALAH:
1.
Surah Al-Fathihah(1) ayat 1-7
بِسْمِ اللّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ
للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمنِ
الرَّحِيمِ
مَلِكِ يَوْمِ
الدِّينِ
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
هدِنَا
الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam
Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang,
Yang menguasai
hari pembalasan
Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
2.
Surah Al-Israa’(17) ayat 82
وَنُنَزِّلُ
مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ
الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu
yang menjadi penawar/obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran
itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.
3. Surah
Asy-Syu’araa (26) ayat 80
وَإِذَا
مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku
4. Surah
Al-Anbiyaa’ (21) ayat 83-84
وَأَيُّوبَ
إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
فَاسْتَجَبْنَا
لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِن ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ
رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru
Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.
Maka Kami pun memperkenankan seruannya
itu,lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari
sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Berdoalah:
Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puja dan puji hanya untuk-Mu.Engkau Penguasa di hari pembalasan.
Sepanjang hidupku aku hanya beribadah kepada-Mu maka akupun hanya bermohon
kepada-Mu.Bukakanlah jalan keluar dari kesulitanku seperti ni’mat yang telah
Kau anugerahkan kepada hamba-Mu.
Yaa Allah Kau turunkan Al-Qur’an sebagai obat penawar dan
rahmat kepada orang yang beriman, sementara aku yakin akan janji-Mu.
Yaa Allah aku yakin jika sakit maka hanya Engkau yang kuasa
menyembuhkan. Engkau Yang Maha Menyembuhkan, jika bermohon kepada Yang Maha
Menyembuhkan tidah disembuhkan maka kepada siapa lagi kami minta disembuhkan,
tidak ada yang bisa.
Yaa Allah semua orang boleh bilang aku tidak bisa sembuh,
tapi Engkau tidak punya batas dalam Kuasa-Mu. Kalau aku bermohon kepada yang
tidak punya batas kekuasaan tidak sembuh juga, maka bagaimana aku meyakinkan
diriku sendiri, kepada siapa lagi minta disembuhkan… maka sembuhkanlah aku…
Isy-fii Yaa Qohhar
Yaa Allah, sungguh aku ini adalah hamba-Mu, anak dari
hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu,
ketentuan-Mu berlaku pada diriku, keputusan-Mu adil terhadapku, Aku memohon
kepada-Mu dengan segenap nama yang Engkau miliki, yang Engkau namai diri-Mu
sendiri dengannya, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang di antara
hamba-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau simpan
dalam ilmu gaib di sisi-Mu, agar engkau menjadikan Al-Quran sebagai penyejuk
hatiku, cahaya di dadaku, penawar kesedihanku dan pelenyap kegundahanku.
Dengan
resep sehat dari Al-Quran tersebut kita pasti akan sehat, paling tidak hati dan
jiwa pasti sehat, sementara fisik akan sehat pada saat yang telah ditentukan
oleh Allah. INSYA'ALLAH
Allaahu A'lam