Siang itu pulang dari sekolah Bilqis
langsung mencari ibunya. Didapatinya ibunya sedang membaca majalah di ruang
tengah.
“Bu, Bilqis mau cerita nih.” katanya
seperti tidak sabar.
“Ada apa Bilqis kelihatannya bersemangat
sekali?” tanya ibunya.
“Iya Bu, tadi di sekolah ada temanku yang
bilang, kamu itu sok alim. Dan ini bukn yang pertamakali Bu, sudah sering mereka bilang begitu.”
“Sebabnya apa mereka bilang begitu?”
“Macam-macamlah Bu. Misalnya, karena
aku tidak mau kasih contekan, trus kadang mereka kurang sopan ngomongnya, jadi aku nasehatin, trus aku nggak mau diajak jalan-jalan malam Minggu, trus aku juga nggak
mau diajak nonton bioskop, daaan banyak lagi deh Bu”
“Betul sikapmu itu Nak, tapi biarlah Allah kan Yang Mahatahu tentang perbuatan kita. Terus kamu
jawab apa ketika mereka mengatakan kamu sok alim?”
“Ya kubilang saja, tidak apa-apa
kalian bilang aku sok alim, daripada kamu sok kafir…”
“Haa…apa itu sok kafir?”
“Ya lawannya sok alim dong Bu…”
“Mereka menjawab apa ketika kamu
katakan sok kafir?”
“Mereka diam saja Bu, tidak bisa
menjawab.”
Sok dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) berarti berlagak atau merasa seperti itu walaupun sebenarnya tidak.
Misalnya: sok tahu berarti berlagak tahu padahal tidak, sok alim berarti
berlagak alim padahal tidak.
Kata sok alim biasa digunakan untuk meledek atau
mencemooh seseorang yang dianggap hanya berpura-pura melakukan suatu perbuatan baik.
Sejatinya apakah seseorang melakukan perbuatan itu dengan tulus atau pura-pura,
hanya dirinya sendiri yang tahu. Bisa jadi dia hanya berlagak alim padahal
tidak. Bisa juga dia memang benar-benar alim, tetapi orang lain berburuk sangka
padanya dengan mengatakan ‘sok alim’. Tetapi paling tidak apa yang dilakukannya
adalah suatu perbuatan baik. Perkara tulus/ikhlas atau tidak itu urusannya
dengan Allah. Orang lain tidak berhak menghakiminya. Semua perbuatan tergantung niatnya, jadi biarlah Allah Yang Mahatahu yang menilainya.
Bagaimana dengan sok kafir? Sama juga.
Bisa jadi seseorang itu hanya berlagak seperti orang kafir padahal tidak. Dia
melakukan hal itu mungkin agar dikatakan gaul. Namun bisa jadi dia memang
benar-benar kafir (mengingkari satu atau lebih firman/ketentuan Allah Ta’ala). Terlepas
dari benar atau tidak persangkaan orang, tapi yang namanya sok kafir pastilah
yang diperbuat adalah menyerupai orang kafir. Sebagai seorang muslim, perbuatan itu patut dihindari karena Islam melarangnya
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120)
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka
dia termasuk mereka (kaum tersebut).” (HR. Abu Dawud dari Abdullah bin ‘Umar,
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6149)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar